MALANG – Dua mahasiswi Program Studi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Angkatan 2019 Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang atas nama Laili Nur Rahma dan Ni’matul Aliyah telah diterima dalam Program Kredensial Mikro Mahasiswa Indonesia (KMMI) 2021 dari Kemendikbud. Sesuai dengan aturan, keduanya akan melakukan program KMMI di Universitas terdekat yakni Universitas Islam Malang (UNISMA).

“Mereka diterima dalam program itu dan untuk Perguruan Tinggi penyelenggaranya di kirim Universitas terdekat yang terdaftar di Kemendikbud yakni di Universitas Islam Malang (UNISMA).”

Pada saat ini, dua mahasiswi tersebut sudah menempuh tahapan atau proses dari kegiatan KMM. Tujuan dari proses ini antara lain untuk memberikan pengalaman belajar yang aktual dan dibutuhkan di dunia industri sebagai bentuk pembelajaran alternative yang didapatkan di perguruan tinggi, memberikan pembelajaran hard skills dan soft skills sebagai penguat keterampilan bagi mahasiswa, mendukung kegiatan mahasiswa dalam rangka implementasi MBKM dan mendapatkan sertifikat course dari Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Hal ini disampaikan oleh Wakil Dekan Fakultas Pertanian yang kebetulan bertindak sebagai dosen pembimbing kedua mahasiswi yakni Dr. Wahyu Mushollaeni, SPi., MP.

“Jadi manfaatnya ada tiga, yakni bagi mahasiswa dapat pengalaman langsung dilapangan, bagi perguruan tinggi yakni kita bisa mendapatkan mahasiswa yang telah menempuh program MBKM, dan bagi DUDI yakni mereka dapat dengan mudah mendapatkan next karyawan karena program ini melatih mahasiswa untuk masuk ke DUDI langsung.”

Selama mengikuti course, mahasiswa akan belajar dengan para mitra yakni PT Kembang Joyo Sriwijaya, PR Syngenta Indonesia, dan CV Kebun Anggrek Singosari. Sedangkan course yang dilakukan yakni startup agrotechnopreneur, Formulasi dan Bioaktivitas Sediaan Herbal yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) dan Technopreuneur Berbasis Internet of Things (IoT) dari CV Gainz Teknologi Nusantara.

“Keuntungannya selain mendapatkan ilmu, dikenal dengan DUDI, dan mereka juga akan mendapatkan sertifikat yang sangat penting untuk mendapatkan pengalaman kerja dan mungkin nanti sangat membantu ketika mereka mencari kerja, serta kegiatan ini juga akan dikonversi atau diakui sebagai kegiatan MBKM sehingga berpengaruh dengan transkrip akademik mereka.”

Melalui kegiatan ini, Wahyu berharap mahasiswa dapat semakin mengerti terutama terkait bagaimana kerja nyata di DUDI. Kemudian, dengan menyadari bahwa kegiatan ini berdampak pada Agropreneur dan penerapan IoT, maka mahasiswa diharapkan mendapatkan ilmu pengetahuan yanglebih lagi dari Pendidikan di sini. (HUMAS