Prodi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang menggelar Seminar Nasional bertemakan ‘Standarisasi Bahan Tambahan Pangan pada Komoditi Ekspor dalam era MEA’, di GOR Unitri Malang, Selasa (26/9/2017). Dihadiri hampir 400 partisipan dari mahasiswa, dosen Unitri, maupun dari Universitas lain seperti UWK, UMM, Widyakarya, dan Unisma, serta pelaku usaha lain.

Seminar Nasional kali ini menghadirkan 3 pembicara berkompeten di bidang nutrisi gizi dan pangan, diantaranya Executive Chef Ludy AW S.KM (Direktur PT Prima Citra Nutrindo), Dr Ir Damat MP (Dekan FPP UMM), dan dr Supranoto M.Kes (Sekdawil Kota Malang) yang diwakilkan dr Oki Setiawan.

Seminar ini merupakan program kerja mahasiswa TIP 2016-2017 yang dilaksanakan pada tahun ini. Tujuannya, agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dan seperti apa, khususnya bahan tambahan pangan yang digunakan produsen yang layak pangan ekspor dalam era MEA.

“Kenyataan saat ini, banyak produsen yang mengimpor bahan tambahan pangan. Padahal di dalam negeri sudah cukup banyak bahan untuk memenuhi kebutuhan lokal. Meski diakui ada kendala modal, pengetahuan standartisasi menurut kesehatan, keamanan pangan, screening ekspor, dan lainnya,” jelas Lorine Tantalu SP MP MSc Ketua Prodi TIP Fakultas Pertanian Unitri Malang, kepada Memo X.

Perwakilan Dinas Kesehatan dr Oki Setiawan mengatakan ternyata survei dari pasar sekolah dan produsen UMKM, masih ditemukan penggunaan bahan tambahan makanan yang berlebih menurut standart, seperti sakarin dan siklamat, pemanis buatan yang mengandung 30, 80, hingga 300 kali rasa manis gula asli. Sehingga hal ini dibutuhkan pendampingan dari akademisi dan dinas terkait yang diperoleh melalui penelitian.

Sementara menurut Dekan FPP UMM Dr Ir Damat MP, menambahkan bahwa makanan tak hanya sekedar pengenyang perut, namun harus menyehatkan. Ke depan, kandungan makanan dan manfaatnya bagi kesehatan harus dicantumkan pada produk makanan.

Sedangkan Direktur PT Prima Citra Nutrindo (PCN), Ludy AW S.KM, menyatakan bahwa perlunya aplikasi bahan makanan yang baik, khususnya pada pasien di RS, yang notabene PCN menyediakan makanan diet di beberapa RS Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. PCN terus diskusi dengan peneliti untuk aplikasi makanan yang dibutuhkan pasien.

“Dari ketiga materi saling bersinergi memberikan masukan kepada mahasiswa sesuai kebutuhan. Kebetulan TIP mampu memproduksi starter nata de coco sebagai suplier industri pangan nata de coco. Harapannya, ada kelanjutan kerjasama dalam industri pangan, antara Unitri dengan dunia usaha, Universitas lain, dan ilmu baru yang lebih bermanfaat maupun studi banding,” tukas Lorine. (rhd/jun)

Sumber : https://malang.memo-x.com/35959/edukasi-bahan-tambahan-pangan-sehat-sebagai-komoditi-ekspor.html